Tuesday, March 3, 2015

MIKROTREMOR


MIKROTREMOR
 
Ahmadsains.com - Mikrotremor merupakan getaran tanah selain gempa bumi, bisa berupa getaran akibat aktivitas manusia maupun aktivitas alam. Jadi mikrotremor bisa terjadi karena getaran akibat orang yang sedang berjalan, getaran mobil, getaran mesin-mesin pabrik, getaran angin, gelombang laut atau getaran alamiah dari tanah. Mikrotremor mempunyai frekuensi lebih tinggi dari frekuensi gempabumi, periodenya kurang dari 0,1 detik yang secara umum antara 0.05 – 2 detik dan untuk mikrotremor periode panjang bisa 5 detik, sedang amplitudenya berkisar 0,1 – 2,0 mikron. Mikrotremor ini ering digunakan dalam bidang prospecting untuk perancangan bangunan tahan gempa, dan juga untuk penyelidikan struktur bagunan terhadap kerusakan akibat gempa.

Pengukuran mikrotremor

Menggunakan  seismograf khusus yang disebut mikrotremormeter, yaitu dua pengukuran yang pertama yaitu pengukur amplitudo dan periode. Dan saat ini pengukuran mikrotremor dengan seismograf tipe digital periode bebas (digital broadband seismograph) yang dilengkapi program analisis spektrum.


Karakteristik TanahTanah merupakan aspek penting dalam pengkajian seismologi. Dari hasil pengukuran mikrotremor untuk mengetahui karakteristik tanah di berbagai tempat di Jepang, Amerika dan negara-negara yang pernah dilanda gempa besar ternyata ada hubungan antara karakteristik tanah dengan penjalaran gelombang gempa yang sampai pada permukaan.

Klasifikasi Tanah Permukaan

Dari pengukuran mikrotremor untuk memperoleh harga periode dominan, para ahli di Jepang membuat klasifikasi jenis tanah permukaan menjadi beberapa kelompok menurut pola atau bentuk kurva distribusi mikrotremor. Kurva tersebut merupakan hubungan antara periode mikrotremor sebagai absis dan jumlah atau frekuensi selang periode tersebut sebagai ordinat.

Menurut Kanai klasifikasi jenis tanah anatara lain :

1.      Jenis I : Tanah yang terdiri dari batuan keras (rock) hard sandy gravel, dan tanah yang tergolong dalam tersier atau tanah tua. Kurva distribusinya mempunyai bentuk yang sederhana dengan satu puncak pada periode 0,5 detik. Range periode antara 0-0,3 detik mempunyai frekuensi 300 kali dalam satu menit.

2.      Jenis II : tanah yang digolongkn sebagai tanah pasir berbatu (keras), pasir dengan tanah yang dapat digolongkan pada alluvial, atau alluvial berbatu dengan tebal sekitar 5 meter atau lebih. Kurva berbentuk satu puncak. Range periode melebar hingga 0,8 detik atau lebih dengan frekuensi lebih rendah dari jenis I.

3.      Jenis III :Tanah jenis pasir, sandy clay, clay atau yang dapat digolongkan pada jenis alluvial. Kurvanya agak kompleks, dengan range periode melebar hingga 1 detik atau lebih, bentuk puncak tidak tajam namun melebar dibandingkan jenis satu dan dua.

4.      Jenis IV : tanah ini digolongkan kedalam tanah lembek, berupa endapan delta atau endapan lumpur dari sungai, dibagi menjadi:

-          Alluvial yang terdiri dari endapan tanah lunak, top soil, lumpur dan sejenisnya dengan kedalaman kurang lebih 30 m.

-          Tanah urug baik beruapa tanah lunak, humus, atau lumpur atau lainnya.

Kurvanya mempunyai bentuk yang kompleks dengan beberapa puncak dan range periodenya melebar hingga dua detik atau lebih.

Omote dan .Nakajima mengklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu:

Jenis A : periode dominan anatara 0,1-0,25 detik, dimana jumlah gelombang dengan periode 0,25 detik sedikit.

Jenis B : periode dominan antara 0,25-0,04 detik, dengan gelombang yang periodenya 0,4 detik sedikt.

Jenis C : periode dominan 0,4 detik dengan gelombang yang periodenya 0,8 detik cukup banyak.

Dari kedua klasifikasi tersebut dikonversi dan dipakai sebagai standar dalam perancangan bangunan tahan gempa atau seismic design.


































Artikel Terkait

MIKROTREMOR
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email